Minggu, 15 Mei 2011

Isolasi DNA

Penulis : Any Suhaeny
Belakangan ini kita sering mendengar kata DNA di berbagai media, baik cetak maupunelektronik. Setelah terjadinya peristiwa peledakan bom, kasus pemerkosaan ataupun pembunuhan maka biasanya tim penyelidik dari kepolisian akan mengirimkan sampel untuk analisa DNA yang dikenal dengan istilah uji sidik DNA. DNA (DeoxyriboNucleic Acid) yang merupakan asam nukleat pembawa pesan genetik dalam kehidupan terletak di dalam sel dan tersusun rapi membentuk kromosom.
Pola DNA penyusun kromosom inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus yang berbeda antara satu individu dengan lainnya. Karena perbedaan DNA yang dimiliki oleh seseorang. Inilah metode sidik DNA menjadi salah satu alat pembuktian yang cukup handal. Namun karena letaknya yang ada didalam sel maka untuk mendapatkan DNA diperlukan tahap-tahap khusus yang biasanya dilakukan di laboratorium tertentu. DNA ditemukan pertama kali pada tahun 1869, kemudian dengan menggunakan teknologi X-ray diketahui bahwa DNA memiliki struktur yang tertata secara rapi. Adanya publikasi model rantai ganda DNA oleh Watson dan Crick di jurnal Nature pada tahun 1953, teknik pemurnaian DNA mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi prosedur rutin dilakukan dalam penelitian bioteknologi.
DNA dapat diisolasi dari semua bagian tubuh misalnya dari daging, darah, sperma, ginjal, jantung, hati, dan lain-lain. Begitu pun untuk tanaman, DNA dapat diambil dari semua bagian. DNA juga bisa diperoleh dari spesimen yang berumur ratusan tahun atau fosil.
Untuk mengeluarkan DNA dari sel maka teknik pemurnian DNA secara biokimia dilakukan dengan merusak dinding sel yang telah dilarutkan dalam larutan penyangga tertentu dengan menggunakan berbagai jenis deterjen. Dengan terbukanya lapisan sel maka DNA dapat dikeluarkan dan diendapkan dengan penambahan alkohol, seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 2. Metode Isolasi DNA Sederhana
Sumber http://www.mindupbioresearch.com/biomarkers.html





Tidak ada komentar: